Pengangguran ‘Meledak’, China Paksa Pemuda Cari Kerja ke Desa

Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang)

Dampak tingkat pengangguran di kalangan pemuda perkotaan China melonjak, provinsi terkaya di negara itu menawarkan solusi yang sangat kontroversial, yaitu dengan mengirimkan 300 ribu pemuda pengangguran ke pedesaan selama dua hingga tiga tahun untuk mencari pekerjaan.

Melansir dariĀ CNN Business, pusat manufaktur yang berbatasan dengan Hong Kong, Guangdong mengatakan bulan lalu akan membantu lulusan perguruan tinggi dan pengusaha muda untuk mendapatkan pekerjaan di pedesaan. Hal itu juga mendorong pemuda pedesaan untuk kembali ke pedesaan untuk mencari pekerjaan di sana.

Pengumuman tersebut menyusul seruan Presiden Xi Jinping pada Desember lalu agar kaum muda perkotaan mencari pekerjaan di daerah pedesaan dalam upaya untuk “merevitalisasi ekonomi pedesaan,” menggemakan kampanye sebelumnya yang diluncurkan beberapa dekade lalu oleh mantan pemimpin Mao Zedong di mana puluhan juta pemuda perkotaan secara efektif diasingkan ke daerah terpencil di China.

Adapun rencana Guangdong yang disorot secara luas di media sosial, bertepatan dengan tingkat pengangguran perkotaan di antara usia 16 hingga 24 tahun yang melonjak menjadi 19,6%, tingkat tertinggi kedua dalam catatan.

Menurut perhitungan CNN berdasarkan data terbaru yang tersedia dari Biro Statistik Nasional, ada sekitar 11 juta pemuda pengangguran di kota-kota China.

Adapun demikian, tingkat pengangguran kaum muda diprediksi dapat meningkat lebih lanjut, karena jumlah rekor 11,6 juta mahasiswa akan lulus tahun ini dan mencari pekerjaan di pasar yang sudah ramai.

“Jika protes Covid-19 sebelumnya mengungkapkan sesuatu, sejumlah besar pemuda yang marah dan terpelajar di kota-kota China dapat menimbulkan masalah besar bagi Partai Komunis China yang berkuasa,” kata seorang peneliti di Hinrich Foundation, Alex Capri, seperti dikutip Senin (1/5/2023).

“Menyebarkan mereka ke desa-desa yang lebih kecil di pedesaan dapat mengurangi risiko ini dan, mungkin, membantu mengurangi kesenjangan pendapatan antara kota-kota tingkat 1 dan 2 China dan daerah-daerah miskin di negara itu.”

Meningkatnya pengangguran di kalangan kaum muda sebagian besar merupakan akibat dari perlambatan ekonomi China. Kebijakan Covid yang kejam dari pemerintah yang sekarang sudah tidak berlaku memukul pengeluaran konsumen dan memukul bisnis kecil dengan keras dalam tiga tahun terakhir.

Tindakan keras terhadap peraturan di internet, real estate, dan perusahaan pendidikan juga merugikan sektor swasta, yang menyediakan lebih dari 80% pekerjaan di China.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*