Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato

Bursa saham Australia dan Jepang menguat pada Senin (1/5/2023) kendati sebagian besar pasar Asia libur memperingati Hari Buruh Internasional.

Menurut data Refinitiv, pukul 10.08 WIB, indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,65% meski aktivitas pabrik negara itu menyusut cepat pada bulan April. Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,69%, sedangkan Topix naik 0,63%.

Meski aktivitas pabrik Jepang juga mengalami kontraksi, tetapi indeks manajer pembelian (PMI) menunjukkan angka yang lebih positif daripada bulan sebelumnya.
Di China, PMI manufaktur resmi tiba-tiba turun menjadi 49,2, kontras dengan prediksi ekonom sebesar 51,4.

Dari pasar Amerika Serikat (AS), futures Wall Street stabil pada Minggu waktu setempat setelah kenaikan pada April.

Pada Jumat pekan lalu (28/4), indeks saham AS mengalami kenaikan dengan Dow Jones Industrial Average mencatat bulan terbaiknya sejak Januari dengan kenaikan sebesar 0,8%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 juga mengalami kenaikan meski tidak sebesar Dow Jones.

Selama pekan ini, pasar Asia akan mengarahkan perhatian utama pada rilis data tenaga kerja AS dan hasil rapat FOMC bank sentral AS, The Fed, pada Rabu waktu AS.
Pekan ini akan ada laporan terbaru tentang pasar tenaga kerja di AS.

Pada Selasa waktu AS, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) akan merilis Survei Bukaan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) untuk Maret, yang akan melacak jumlah total lowongan kerja, perekrutan, pengunduran diri, dan pemutusan hubungan kerja dalam sebulan.

Diperkirakan jumlah lowongan kerja akan turun menjadi 9,7 juta pada Maret dari 9,93 juta pada Februari, yang artinya angkanya akan menjadi yang terendah dalam dua tahun.
Pada Rabu waktu AS, perusahaan penyedia gaji ADP akan merilis Laporan Ketenagakerjaan Nasional AS untuk April, yang melacak data gaji sektor swasta.
Diperkirakan bisnis swasta akan menambahkan 135.000 posisi, dibandingkan dengan penambahan 145.000 posisi pada Maret.

Hal tersebut bisa menjadi pedoman awal investor sebelum rilis laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat mengenai lapangan kerja non-pertanian (NFP).

Diperkirakan jumlah lapangan kerja hanya akan naik 178.000 pada April, yang artinya peningkatannya adalah yang paling rendah sejak Desember 2020 yang kehilangan 268.000 posisi.

Hal ini menunjukkan adanya perlambatan ekonomi dan pelonggaran pasar tenaga kerja yang selama setahun terakhir tetap ketat seiring The Fed mengerek suku bunga.
Akhirnya, pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari WIB, investor akan menanti keputusan komite rapat FOMC The Fed soal suku bunga.

Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan federal funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 5% hingga 5,25%.

Hal ini disebut analis dan ekonom bisa menjadi peningkatan suku bunga terakhir dalam upaya pengetatan ala The Fed selama setahun ini.

Sejak Maret tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 475 basis poin dalam upaya untuk menahan inflasi tertinggi Negeri Paman Sam dalam empat dekade.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*