700 Ribu Orang Jadi Pemuja Setan, Misinya Bikin Kaget!

Orang-orang menghadiri 'Bola Setan' di SatanCon pada 28 April 2023 di Boston, Massachusetts. SantaCon, yang diselenggarakan oleh Kuil Setan, mengklaim sebagai pertemuan setan terbesar dalam sejarah. Sejumlah kelompok aktivis memprotes di luar acara yang akan berlangsung hingga akhir pekan ini. SatanCon akan menampilkan ritual setan, hiburan, dan panel diskusi. Kuil Setan mengadvokasi pemisahan gereja dan negara dan menentang larangan aborsi. (Spencer Platt/Getty Images)

Akhirnya April lalu ada pertemuan besar di Boston Amerika Serikat (AS) yang mungkin membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Bertajuk SatanCon 2023, diklaim sebagai pertemuan pemuja setan terbesar sepanjang sejarah.

Perhelatan akbar tersebut diadakan oleh The Satanic Temple (TST) pada 28 – 30 April bertempat di Marriott Coplet Place. Melansir situs resmi TST, harga tiket untuk menghadiri pertemuan tersebut misalnya pada 29 April sebesar US$ 30. Tiket untuk selama tiga hari pun sudah sold out jauh-jauh hari. Melansir CBS News, pertemuan tersebut berisi ritual satanic, hiburan, hingga diskusi panel.

Mulai aktif pada Januari 2013, Satanic Temple langsung mencuri perhatian banyak orang. Saat itu, sejumlah anggota sekte tersebut berkumpul di depan gedung parlemen Florida untuk mendukung Gubernur Rick Scott menandatangani aturan yang dikenal sebagai Senate Bill 98.

TST kini memiliki lebih dari 700.000 anggota terdaftar di seluruh dunia. Perkembangan yang pesat tersebut terkesan menakutkan jika melihat nama The Satanic Temple, tentunya yang terbesit dipikirkan adalah hal-hal yang buruk.

Tetapi pada kenyataanya The Satanic Temple justru kebalikannya. Mengusung nama “Setan”, TST justru tidak percaya dengan setan dan segala makhluk mistis lainnya. Nama “Setan” digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap otoritarianisme

“Misi The Satanic Temple adalah untuk mendorong kebajikan dan empati, menolak otoritas tirani, mengadvokasi akal sehat praktis, menentang ketidakadilan, serta mengejar tujuan mulia,” tulis TST di situs resminya.

Melihat misi tersebut, tentunya berbanding terbalik dengan tindakan-tindakan tak bermoral yang dipikirkan banyak orang.

“Saya mengerti kebingungan orang-orang, ketakutan mereka. Saya benar-benar mengerti, tetapi pada saat yang sama kami adalah kelompok yang sangat disalahpahami. Kami sama seperti orang lain. Kami membayar pajak, kami ingin komunitas kami berkembang dan berbuat baik. Kami mencintai anak-anak kami. Kami manusia biasa, kami hanya memiliki kepercayaan yang sedikit berbeda,” kata Suzanna Plum, salah satu anggota TST yang menghadiri SatanCon 2023, sebagaimana dilansir CBC News, Jumat (28/4/2023).

TST juga memiliki tujuh prinsip dasar yang justru penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Untuk diketahui, TST berbeda dengan Church of Satan yang sudah berdiri sejak 1966 meski memiliki beberapa kemiripan. Sama-sama memakai “Setan”, keduanya justru tidak percaya dengan setan atau menyembah setan. Bedanya Church of Satan menggunakan setan sebagai simbol kebebasan individu, sementara TST seperti disebutkan sebelumnya sebagai simbol perlawanan terhadap otoritarianisme.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*